Klik. Ara menekan tombol power pada
radio kesayangannya. Sambil menikmati secangkir teh panas, Ara mendengarkan
lagu-lagu yang diputar dari gelombang radio favoritnya, Gelora FM.
“Ahhhh….
Lagu yang diputar itu-itu aja. Bosen !!!! “ Ara mengeluh sambil mengambil
bantal ungu miliknya.
Sementara
diluar, hujan deras terus mengguyur kotanya selama beberapa hari ini. Hawa
dingin selalu menyelimuti harinya. Bagi Ara tidak ada teman dan kegiatan yang
mengasyikan selain mendengarkan radio. Pacar? Mana punya ! larangan orang
tuanya tentang tidak boleh pacaran sampai umur 17 tahun sangat dipatuhinya,
bahkan sampai saat usianya kini tinggal 2 bulan lagi menuju umur 17 tahun.
Ditengah kebosanannya, Ara memutuskan untuk menelepon gelombang radio
favoritnya itu.
“Halo...”
“Ya
halo, dengan siapa? Dimana? “
“Araviani
di Perum Permata.”
“Sebentar
ya Ara, saya akan sambungkan ke studio.” Seru operator radio tersebut.
15 detik
30 detik
1 menit
Ara
mulai bosan menunggu. Sampai ketika tiba-tiba ada suara dari seberang
teleponnya.
“Nanti
telepon aku aja !”. kata seorang cowok disana.
“Aku
belum punya nomormu,ta.” Kata yang lain.
“Nih
catet ya, 08000xxx.”
Seketika
itu, Ara langsung mencatat nomor milik seorang cowok di radio itu yang ia duga
sementara sebagai DJ radio tersebut.
“Sip
lahh…. Nanti aku kontak nomor itu. Itung-itung buat nambah temen juga.”
Katanya.
“Halo
Araviani, mau kirim salam atau mau request lagu apa?”. Kata suara di seberang
sana ketika telepon Ara tersambungkan ke studio.
***
Malamnya,
hujan deras masih mengguyur kotanya. Ara kembali menyetel radionya sampai
ketika tiba-tiba ia teringat nomor telepon yang ia catat tadi di hpnya. Lalu,
ia mengambil hpnya dan menghubungi sebuah nomor telepon. Tapi, bukan
menghubungi pemilik dengan nomor yang ia catat tadi sore, melainkan menelpon
stasiun radio favoritnya.
“Halo,
selamat malam. DJ Aresta disini, dengan siapa disana?”
“DJ
Aresta??? Serasa baru mendengar namanya.” katanya dalam hati.
“Halo…”
kata DJ Aresta lagi.
“I…iya
halo.” Kata Ara kaget dan gugup.
“Aduh…
ada yang lagi bengong nih… lagi jatuh cinta atau lagi mikirin siapa nih?”
katanya membicarakan kondisi Ara.
“Hehe.”
Kata Ara nyengir kuda.
“Iya
Ok, ini dari siapa? Atau malu menyebutkan namanya nih??? Hehe…” katanya lagi.
Ara
menarik nafas panjang dan mulai menata kata-kata untuk menjawab pertanyaan DJ
itu. Sayangkan kalau pulsanya terbuang sia-sia demi meladeni kebengongannya
itu.
“Ok.
Aku Viani.” Kata Ara. Lho… kenapa Ara jadi mengubah nama panggilannya? Tapi ya
ga masalah lah.. lagian itu kan hanya di radio.
“Ya,
Viani. Mau kirim salam atau mau request lagu nih?”
“Aku
mau kirim salam aja nih.. buat……..” kalimat Ara menggantung.
“Yaa???”
“Buat
seseorang yang punya nomor telepon 08000xxx.”
Huh… lega rasanya bisa mengucapkan kalimat itu.
Tapi, seketika sambungan telepon Ara putus entah mengapa. Apa pulsa Ara habis?
Ara melihatnya, ternyata masih lumayan banyak. Mungkin jaringannya? Tapi,
sinyalnya penuh dan kini hujanpun mulai mereda. Ahhh…... sudahlah.
***
Malam-malam
selanjutnya, acara berkirim salam untuk orang yang memiliki nomor 08000xxx
terus disampaikan Ara yang mengaku Viani itu. Entahlah, bagi Ara ada kesenangan
tersendiri. Sampai pada sore itu, seseorang itu mengirimi Ara sebuah pesan
singkat.
Salam
balik dariku
_Aresta_
Aresta? Berarti selama ini,
dugaanya benar. Nomor itu milik seorang DJ Gelora FM. Tiba-tiba jantung Ara
berdebar. Inikah yang namanya cinta? Cinta yang selalu ia tolak kehadirannya.
Cinta yang selama ini ia tahu hanya sekedar cerita.
Lalu, Ara membalas pesan dari
someone itu.
Ya, makasih atas salam baliknya, J
Balas Ara, dan setelah kejadian
sore itu, acara pesan-pesanan antara keduanyapun terus berlanjut.
***
Hari ini, tepat 17 tahun usia Ara.
Kartu izin pacaran telah diterimanya. Tapi, tidak ada yang spesial di ulang
tahunnya.
“Hei, kamu tau Viani? Panggilin
ya..”kata seorang cowok didepan gerbang sekolah Ara.
Ara yang melihat pemandangan itu
dan tak sengaja mendengar percakapannya melangkah agak mendekat.
“Maaf, yang namanya Viani itu ga
ada. Kalo ada, paling bukan nama panggilan” kata seorang cewek yang ditanyainya
dan cewek itu langsung melangkah pergi. Cowok itu terlihat bingung dan Arapun
mendekat.
“Nyari Viani. Kamu kenal?”
“Namaku juga ada Vianinya, tapi
biasa dipanggil Ara.” kata Ara dengan percaya diri sambil nyengir kuda.
“Oh ya?”
Apa mungkin ini Viani yang aku
cari, katanya dalam hati.
“Hehe. Enggalah aku becanda kok.”
Tiba-tiba rasa PD Ara hilang.
“Aku Aresta, aku mencari Viani yang
selama ini aku kenal lewat radio.” Kata cowok itu menunduk.
Ara hanya diam. Jika itu benar
Aresta, berarti ia adalah orang yang selama ini membuatnya merasakan cinta
meski maya. Dan kini, semua itu terasa nyata. Atmosfer siang yang biasanya
membosankan, kini terasa sangat menyenangkan dan menyejukkan.
“Hello.. kok kamu diem aja sih?
Kamu tau Viani ga?” Tanya Aresta membangunkan lamunan Ara.
“Eh.. iya iya.. kamu nyari Viani
kamu ya?” Tanya Ara balik dan langsung menunjukkan sesuatu dari balik layar
hpnya kepada Aresta.
Aresta yang melihatnya langsung
terkejut. Lalu, ia mengembangkan senyumnya. Senyum manis yang dimilikinya.
Aresta menarik tangan Ara dan mengajak Ara naik ke motornya. Motor yang
dikemudikan Aresta melaju ke Gelora FM. Ara turun dan Aresta menggandeng tangan
Ara. Jantung Ara berdebar-debar tak menentu.
“ Temenin aku siaran ya, ra.” Tanpa
meminta persetujuan Ara, Aresta langsung memulai acara siarannya.
“Untuk Ara yang sekarang sedang
disampingku, Terima kasih karena telah mengisi hatiku yang kosong. Akhirnya,
pencarianku telah selesai. Ara,, di umurmu yang ke 17 ini, aku hanya ingin
katakan. Maukah kamu melengkapi puzzle hatiku?”
Ara yang mendengarnya bingung harus
menjawab apa. Semakin lama ia diam semakin tak menentu apa yng dipikirkannya.
Lagipula, untuk apa berpikir? Toh jawabannya Cuma satu, ia mau melengkapi
puzzle hati Aresta.
“Aresta, terima kasih telah menjadi
cinta pertamaku. Akulah Viani, Araviani yang selama ini hadir dengan
salam-salamnya untukmu. Dan kini, aku hanya ingin mengatakan iya”
Senyum terkembang dari keduanya
yang bertatapan lama. Lalu, lagu dari salah seorang penyanyi terdengar senada
menyusul kata-kata Ara.
Sesungguhnya
dia ada di dekatmu
Tapi
kau tak pernah menyadari itu
berhentilah
mencari
karena
kau tlah menemukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar