“Terkadang, mimpi
tidak akan menjadi kenyataan.
Namun, kau harus terus bermimpi
untuk meraih apa yang ingin kau wujudkan
dalam hidup ini.
Karena, yang terpenting bukan apa yang bisa
kau miliki.
Namun, bagaimana kau bahagia dengan apa yang
kau miliki.”
Mimpiku di
Ilmu dan Teknologi Pangan IPB (mungkin) pupus. Aku tidak ingin terlalu egois
menyikapi hidup ini. Siapa aku? Darimana aku? Bagaimana aku? Aku harus cukup
sadar diri. Aku bukan mundur karena tak mampu. Aku hanya ingin memberikan
mereka-mereka berpeluang lebih besar. :D
Kampus IPB,
kampus idamanku sejak aku memutuskan untuk melanjutkan untuk kuliah. Basic SMK
Swasta yang kusandang seakan menciutkan nyaliku untuk bersaing bersama mereka.
Entah mengapa, hanya ada IPB didalam anganku. Namun, perjalananku mencantumkan
IPB sebagai pilihan PTN dalam SNMPTN 2015 gagal. Aku memilihnya satu kali dan
tak pernah memilihnya lagi. Seakan sadar, aku lebih memilih Universitas Negeri
di Purwokerto sebagai pilihan PTNku (dengan jurusan yang sama).
Selain itu,
bagaikan tak ingin kehilangan kesempatan seleksi (gratis) nasional, akupun
mendaftarkan diriku dalam jalur SPAN-PTKIN. Seleksi nasional seperti SNMPTN
dibawah Kementrian Agama yang dilaksanakan oleh seluruh Perguruan Tinggi Islam
Negeri di Indonesia. Minatku dalam dunia pertanian tak hilang. Aku cari dan
akhirnya aku menemukan di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Akupun
mendaftarkannya dalam urutan pertamaku “Agroteknologi”.
Aku, SMK,
swasta, angkatan pertama dalam jurusanku. Membuatku seakan merasa menarik diri
dari seleksi nasional itu. Minder. Merasa berharap terlalu tinggi. But never
mind. Semua harus dicoba. Semua harus diusahakan.
9 Mei 2015,
aku gagal dalam SNMPTN. Kecewa? Pasti. Tapi, yasudahlah.. Bukankah memang belum
tempatku berada diantara mereka. Ada tempat yang Allah siapkan untukku dan
untuk pribadiku kedepannya. Dan 12 Mei 2015, kelulusan SPAN-PTKIN. Seakan
berharap besar, aku bersemangat dan untuk yang ini aku tak ingin dikecewakan
dengan kata “maaf” lagi dari sistem. And finally, “Aku dinyatakan DITERIMA”.
Dan
saat aku menuliskan kisah ini, aku sudah terdaftar sebagai mahasiswi
Agroteknologi IA UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Mungkin, inilah jalan terbaik
Allah untuk diriku. Menyeimbangkan dalam pencarian ilmu dunia dan akhirat.
Seketika, motto hidup yang selalu aku andalkan muncul “Selama yakin, tak ada
yang tak mungkin. Percaya diri! Aku lebih hebat dari apa yang aku bayangkan”. J./
Tidak ada komentar:
Posting Komentar