Rabu, 11 Mei 2016

Tak ada yang lebih bodoh daripada terus menerus berpikiran buruk tentang sesuatu hal yang dilakukannya di luar sana. Kecewa terhadap ketiadaan dirinya yang bahkan aku sendiri tahu dia dimana. Hanya karena semua terlihat menyedihkan, lalu begitu saja aku dengan mudah menyalahkan keadaan? Bodoh!! Namun, bisakah kau jabarkan wahai diriku mengenai kebodohanku ini? Aku tak begitu mengerti. Ayolah bekerja sama antara logika dan perasaan. Jangan terus menerus melibatkan perasaan. Kau boleh bersikap romantis didalam setiap alunan kata yang kau hasilkan dibalik jemarimu. Kau boleh puitis ketika omongan yang tak sengaja itu keluar dari bibirmu. Namun, kau harus bersikap realistis terhadap hidup ini, teman. Hidup ini terlalu keras jika kau hanya mengandalkan perasaan yang bahkan kau sendiri tidak begitu paham seberapa kerasnya atau seberapa rapuhnya. Sekali lagi, jangan pernah bertindak bodoh untuk mengkhawatirkan sesuatu hal yang seharusnya tak pernah kau lakukan. Jangan pernah bertindak bodoh untuk mengecewakan hal yang seharusnya bisa kau pahami sendiri. Percayalah, hidup itu tak melulu soal perasaan. Berpikirlah realistis.!!

Bandung, 10 Mei 2016

2 komentar:

  1. membaca tulisanmu, kutahu betapa resahnya hatimu, meski ingin kau coba tuk membuatnya tidak, kadang km berhasil namun di saat lain, km mengalami hal yang sama. cobalah tuk melihat segalanya secara jernih dan santai, tanpa dicampuri dengan tuntutan dan syak prasangka yang kadang kala seperti kuda tak terkendali yang membawa penumpangnya ke arah tempat yang tak diinginkannya. tutuplah matamu, tarik nafas panjang dan kosongkan pikiranmu, kamu nanti akan menemukan dirimu pulih dengan rasa segar. selamat mencoba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih sudah membaca dan berkomentar, dan yang pasti telah memberikan sarannya untuk kucoba. nice to know you :)

      Hapus