Tak
ada yang lebih bodoh daripada terus menerus berpikiran buruk tentang sesuatu
hal yang dilakukannya di luar sana. Kecewa terhadap ketiadaan dirinya yang
bahkan aku sendiri tahu dia dimana. Hanya karena semua terlihat menyedihkan,
lalu begitu saja aku dengan mudah menyalahkan keadaan? Bodoh!! Namun, bisakah
kau jabarkan wahai diriku mengenai kebodohanku ini? Aku tak begitu mengerti.
Ayolah bekerja sama antara logika dan perasaan. Jangan terus menerus melibatkan
perasaan. Kau boleh bersikap romantis didalam setiap alunan kata yang kau
hasilkan dibalik jemarimu. Kau boleh puitis ketika omongan yang tak sengaja itu
keluar dari bibirmu. Namun, kau harus bersikap realistis terhadap hidup ini,
teman. Hidup ini terlalu keras jika kau hanya mengandalkan perasaan yang bahkan
kau sendiri tidak begitu paham seberapa kerasnya atau seberapa rapuhnya. Sekali
lagi, jangan pernah bertindak bodoh untuk mengkhawatirkan sesuatu hal yang
seharusnya tak pernah kau lakukan. Jangan pernah bertindak bodoh untuk
mengecewakan hal yang seharusnya bisa kau pahami sendiri. Percayalah, hidup itu
tak melulu soal perasaan. Berpikirlah realistis.!!
Bandung,
10 Mei 2016
membaca tulisanmu, kutahu betapa resahnya hatimu, meski ingin kau coba tuk membuatnya tidak, kadang km berhasil namun di saat lain, km mengalami hal yang sama. cobalah tuk melihat segalanya secara jernih dan santai, tanpa dicampuri dengan tuntutan dan syak prasangka yang kadang kala seperti kuda tak terkendali yang membawa penumpangnya ke arah tempat yang tak diinginkannya. tutuplah matamu, tarik nafas panjang dan kosongkan pikiranmu, kamu nanti akan menemukan dirimu pulih dengan rasa segar. selamat mencoba.
BalasHapusterimakasih sudah membaca dan berkomentar, dan yang pasti telah memberikan sarannya untuk kucoba. nice to know you :)
Hapus